إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُوْلَى
“Sesungguhnya (kesempurnaan pahala) sabar itu ketika mula ditimpanya.” (Muttafaq ‘alaih)
Sabar yang menjadikan seseorang mendapat ganjaran pahala adalah sabar ketika di awal musibah dan inilah yang dinamakan sabar sebenarnya. Adapun jika seseorang itu sedang menghadapi musibah, tetapi menzahirkan rasa tidak senang terhadap musibah tersebut (sama ada melalui perkataan atau perbuatan), namun setelah itu dia berupaya menahan diri dan bersabar dengan musibah tersebut, maka ini bukanlah sabar yang sebenarnya.